Semalam saya terbangun sebentar-sebentar. Hampir setiap jamnya, macam-macam perasaan yang hadir saat terbangun. Aneh sekali, karena mustinya saya pulas sebab sejak kemarin kurang tidur. Maklum, saya kedatangan tamu dari Aceh Utara-teman saat bekerja dulu di Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan dulu. Hati saya gelisah, saya redakan dengan kekamar mandi hanya untuk pipis atau mencuci wajah saja. Huft, Minggu ini saya menerima dua ajakan makan berdua saja, bukan dating biasa. Satu dari kakak keuangan dikantor saya, ia akan pindah kekantor baru yang masih satu kota dan bekerja di isu yang sering beririsan. Padanya saya telah menjawab: "Hey, tidak ada perpisahan diantara kita." Sementara satu lagi dari seseorang yang sudah saya anggap sebagai adik, ia pindah sebab diterima bekerja di Bangkok. Padanya mustahil saya bilang tidak ada perpisahan sebab secara fisik pun raga akan terjarak. Saya merasa krisis! Kacau! Adik angkat saya; Sharrah malah men- challenge saya dengan menanyak
Suzuya Mall Banda Aceh, letaknya di Seutui. Kampung tempat saat ini saya tinggali, waktu tempuh sekira 20 menit saja kalau jalan santai atau 4 menit dengan sepeda motor. Tempat perbelanjaan (hampir) serba ada ini gak terlalu spesial, cuma sering ada diskon dan beberapa barang/merek yang gak dijual bebas seperti Ace, The Body Shop, Miniso aja yang buat saya kesana. Tentu, sebagian besar bukan belanja beneran barang-barang tersebut melainkan window shopping , cari inspirasi atau nambah semangat nabung . Biasanya, setiap dua minggu saya selalu belanja bahan rumah tangga. Sebagian barang yang tahan lama saya beli di pasar modern seperti swalayan, banyak diskon yang ditawarkan. Sementara bahan tak awet seperti sayuran dan ikan saya beli di pasar tradisional, karena biasanya lebih murah dan seringkali langsung dari tangan pertama (petani). Itu kebiasaan yang sudah saya bangun sejak 2 tahun yang lalu untuk menjaga efisiensi dan tetap ekonomis. Rino suka menemani saya belanja, yang sebenarnya