Beberapa bulan yang lalu, sahabat saya menginap dirumah selama dua hari. Saya memberikan dia pakaian tidur saya kalau boleh jujur ya kebanyakan berupa hotpans, kaos, tanktop bahkan saya punya beberapa lingerie. Sempat ia agak terkejut (saat melihat lingerie) sambil tertawa, "Aku yang punya pasangan (seksual) kenapa qe (kamu) yang membeli lingerie." Saya balas tertawa, ah iya saya memang single. Dan boleh jadi, orang bertanya-tanya buat apa sih lingerie buat orang seperti saya? Mau menggoda siapa Na? Mari saya ceritakan, hal yang tak pernah saya sampaikan ke orang-orang bahwa sebenarnya saya punya issue soal rasa insecure . Secara postur, saya yang tergolong pendek ini mungkin terlihat biasa dan proporsional. Oh, tidak! Untuk perempuan kebanyakan payudara saya itu termasuk ukuran besar. Saya juga kesulitan mencari bra yang cocok untuk dipakai. Selama ini, saya hanya memuja bra-bra yang terpajang cantik di toko-toko pakaian dalam, tanpa mungkin membeli atau memakainya.
Sebenarnya saat itu saya agak terluka ketika kamu sempat mengutarakan apakah ada jejak lelaki lain pada diri saya? Saya memang hanya berkata "abang gila ya?" Tapi hati saya luka. Mengapa seolah saya sangat rendahan dihadapanmu. Bukannya kamu tahu betul cuma kamu satu-satunya laki-laki yang mampu membuka hati saya. Sialnya kamu membukanya tanpa harus membuka hatimu terlebih dahulu. Oh iya, tentu saja saya mengakui dalam hubungan kita saya lah yang bersalah. Saya yang memulainya, lalu dengan sadar biarkan rasa menjejak jiwa dan pikiran. Padahal sejak awal saya telah bersumpah tidak akan menerima kapal-kapal yang singgah. Tetapi dalam kasus kita, saya tidak menduga. Saat menulis ini saya sedang kembali ke masa lalu. Di awal saat saya malu-malu menganggukkan kepala ketika kamu bilang "boleh aku cium?" Saya tersekat belum pernah ada satu laki-laki pun yang meminta-minta. Dengan begitu manisnya, sebuah kecupan di pipi dari laki-laki itu begitu saya cinta. Afternya meman