Bacot Pak Mario Teguh
Dulu, Golden Ways sering jadi tontonan paporip saya. Apa karena hidup saya terlalu menyedihkan atau justeru butuh semangat agar jadi orang bijak sana sini. Sewaktu muda, eh remaja gitu maksudnya saya memang suka baca semacam chicken soup dan nonton yang agak motivasional. Suka saja saya dengar intonasi dan kata-kata Mario Teguh yang sudah jelas mudah diucapkan tapi gak segampang itu dilakukan. Btw, Pak Mario belakangan juga terbukti mengkhianati nasehatnya sendiri soal kejujuran dan lain lain. Itu saat kasus ia, mantan isteri dan anak biologis yang tak diakui. Selain geger ya, setelahnya karir pernasehatan Pak Mario di MTGW auto terjun ke jurang. Terakhir ini acara hilang total di televisi.
Sialnya, tiap kali merasa kacau saya jadi sering terngiang nasehatnya yang bodong dan penuh harapan palsu yang kadung dulu saya dengar. Salah satunya soal orang menjadi tenang. Katanya, bahkan didalam agam Tuhan pun memanggil jiwa yang tenang. Lalu, gimana caranya? Salah satu sebab menjadi orang yang tenang itu adalah dengan menjadi orang yang matang. Usia (dengan penjelasan banyak hal yang dialami dan dilihat dan energi yang telah terkuras habis) jadi salah satu faktor kenapa orang tua cenderung tenang dan kalem. Sebab ia telah matang. (Dalam perjalanan hidup saya, banyak juga orang tua yang makin gak matang, post power syndrom dan bikin males buat dijadikan panutan sebab narsistik luar biasa)
Hari ini dalam campur aduk emosi, karena kecewa-marah entah pada apa dan siapa-kesal yang saya tahan dll. Saya ingin energi saya habis dengan berbagai cara. Sehingga, saya tak lagi punya daya untuk marah-marah, nangis-nangis dan kecewa. Entah kenapa, tiba-tiba saya ingin menjadi boneka, flat-tak ada emosi apa apa. Ah, hidup memang tak semudah bacotan Pak Mario Teguh.
Komentar
Posting Komentar