Good Bye An
Nay melepaskan semua martabat dan harga diri yang disebut-sebut oleh orang-orang disekitar. Persetan! Dan An dengan keterlaluan bilang mereka hanya teman. Hari-hari yang mereka lalui sungguh tiada arti bagi An? Sedari awal Bukan Nay yang meminta, An sendiri yang memaksa masuk dalam hidupnya. Nay mencoba mengingat, belasan penolakan yang ia berikan pada An. Bangsat! Hatinya berdarah lagi. “Bilang padaku kalau nanti kamu punya pacar, rasa sayangku tidak akan berkurang” “Mengapa bukan kau saja yang jadi pacarku” “Kita bukan remaja, kata pacaran sungguh tak cocok untuk kita Nay” “Yang kita jalani apa An?” “Hubungan tak terdefinisikan Nay. Aku cinta kamu, itu cukup bagi kita” Tanganku terkepal, aku sebenarnya marah. Tapi sejak awal ini adalah hubungan tanpa nama. An tak salah. Kalau sekarang ia yang merasa goyah dan ingin ada sekuritas dalam relasi mereka berdua. Maka Nay yang tersesat dan tiba-tiba tak mampu lagi untuk melanjutkan hubungan yang tak tahu hendak