Harapan Pasangan Tua
“ Assalamu’alaikum warahmatullah.. ” usai shalat subuh Pak Rahman segera melipat sajadah biru yang sudah mulai terkelupas benangnya itu, ia tak lagi melanjutkan do’a karena mendengar suara gaduh di jalanan yang berjarak tak lebih 5 meter dari rumahnya. Belum sempat bertanya, dengan tergopoh-gopoh istrinya sudah menyongsongnya. “Abi, ada bayi dibuang di pematang sawah,” kata istrinya dengan suara bergetar. “Apa?” tanya Pak Rahman seolah tak percaya pada pendengarannya. “Siapa bilang?” ulangnya. “Itu, si Ali! Tadi subuh dia ke sawah mau membuat peuneuduk [1] . Eh, nggak tahunya dia melihat bungkusan bayi di pematang” jelas Mak Khatijah , istrinya . Darah Pak Rahman berdesir. Jantungnya tiba-tiba berdegup sangat kencang. Rasanya ia ingin sesegera mungkin ke sawah. Ia ingin melihat bayi itu. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia ingin... Ia pamit pada istrinya. Setengah berlari menuju pinggiran kampung arah menuju glee [2] , ke sawah dimana bayi itu b