Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Jogja, Istimewa (Sebuah Catatan Perjalanan)

Gambar
Dear temans, Jogja terdengar sangat familiar kan? Tidak sedikit menjadikannya sebagai tujuan liburan dan bersenang-senang. Tagline nya sebagai kota istimewa cukup mencuri perhatian. Lalu seistimewa apa sih kota yang dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono ini? Beberapa catatan pendek perjalanan liburan di Jogja hendak saya bagikan sebagai bahan pertimbangan jika temans sekalian hendak berlibur kesana. Malioboro Rasanya gak sah pergi ke Jogja kalau gak kemari. Jalan penuh sejarah ini jadi bukti kalo temans udah ke kota istimewa. So, jangan heran kalau antriannya pun panjang. Saya hampir saja mengurungkan niat berfoto disana. Bukan apa-apa, antriannya itu lho. Lamaaa.. [Jalan Malioboro, jalan legendaris] Pasar Beringharjo Wah.. ini sih khusus buat temans yang hobi belanja, jualan atau mau beli oleh-oleh murah dan hemat. Pasar Beringharjo jawabannya. Accesories, kain, tas kulit, thank-gift dan banyak lainnya bisa didapat. Masalahnya cuma satu aja; jam 4 so

BIBIR

Gambar
Sejak delapan bulan belakangan ini para pelintas jalan mulai sering melihatnya. Bukan apa-apa, mereka ramai sekali. Sejak waktu itu pun bendera berwarna warni mulai berkibar dimana mana. Layaknya sebuah komando, mereka mulai ramai menunjukkan diri. Para pedagang yang tak biasa itu ramah sekali. Tiap kali mata bertatap selalu akan kamu dapati mereka yang tersenyum, santun, alim dan elegan. Kapanpun tanpa absen, pagi, siang bahkan tengah malam. Mulai pancaroba hingga gelombang panas yang menghantam bumi. Bahkan dalam siraman hujan dari langit pada minggu terakhir pun mereka tetap ada. Tak berbatas waktu, tempat dan cuaca. Mereka tetap disana dan masih betah di sana: tersenyum, memberi hormat, melambai ke arah pengguna jalan. Sebenarnya mereka penjaja musiman. Saban lima tahun berjualan. Tidak ada tempat khusus menjaja dagangan. Tidak terikat dimanapun bisa menjadi pasar, dipinggir jalan, dikebun, ladang, sawah, perempatan lampu merah. Hampir dimana-mana, para penjual itu  bergerombol

Apakah pembangunan PLTA Peusangan pantas dilanjutkan?

Gambar
Krueng peusangan merupakan daerah aliran sungai di Aceh yang melintasi 5 kabupaten/kota yang berhulu di Lut Tawar dengan panjang mencapai 128 km. Kondisi DAS hari ini berstatus kritis nasional sebab galian C dan pembalakan liar. Potensi debit airnya yang mencapai 16 miliar per kubik menjadikannya memiliki potensi pembangkit listrik.  Untuk memenuhi kebutuhan listrik negeri ini yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan prasarana investasi. Untuk meningkatkan ketersediaan pasokan listrik pemerintah melakukan penambahan daya 35.000 Megawatt melalui program nasional dicanangkan. Dalam rangka memenuhi listrik Sumatera akan ada pembangunan-pembangunan pembangkit. Lima pembangkit listrik baru  dibangun di Aceh sejak 2017 hingga 2020 dengan daya mencapai 2.020 megawatt.  Termasuklah didalamnya pembangunan PLTA Peusangan dan beberapa pembangkit listrik yang sebagian pengadaannya yang sedang dilaksanakan di Ladong dan Lhokseumawe. Energi yang dihasilkan keduanya