Langsung ke konten utama

Jogja, Istimewa (Sebuah Catatan Perjalanan)

Dear temans, Jogja terdengar sangat familiar kan? Tidak sedikit menjadikannya sebagai tujuan liburan dan bersenang-senang. Tagline nya sebagai kota istimewa cukup mencuri perhatian.
Lalu seistimewa apa sih kota yang dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono ini? Beberapa catatan pendek perjalanan liburan di Jogja hendak saya bagikan sebagai bahan pertimbangan jika temans sekalian hendak berlibur kesana.



  • Malioboro
Rasanya gak sah pergi ke Jogja kalau gak kemari. Jalan penuh sejarah ini jadi bukti kalo temans udah ke kota istimewa. So, jangan heran kalau antriannya pun panjang. Saya hampir saja mengurungkan niat berfoto disana. Bukan apa-apa, antriannya itu lho. Lamaaa..


[Jalan Malioboro, jalan legendaris]
  • Pasar Beringharjo
Wah.. ini sih khusus buat temans yang hobi belanja, jualan atau mau beli oleh-oleh murah dan hemat. Pasar Beringharjo jawabannya. Accesories, kain, tas kulit, thank-gift dan banyak lainnya bisa didapat. Masalahnya cuma satu aja; jam 4 sore tutup. Menjelang jam 4, petugas akan datang berkeliling mengetuk kentongan tanda waktu berniaga berakhir.
  • Merapi Tour
Buat yang suka petualang, boleh nih tour ke Merapi. Kesana kita bisa naik motor trail atau jeep yang banyak di sewakan di sepanjang jl. Kaliurang (menuju merapi). Kalo gak bisa bawa mobilnya bisa sewa guide sekalian kok.
  • Museum Merapi
Musibah meletusnya gunung Merapi memberi banyak luka dan duka bagi masyarakat Jogjakarta. Hampir setiap lima tahun sekali Gunung api aktif ini erupsi. Sangking konsistennya sampai-sampai ada yang bilang "Merapi tak pernah ingkar janji". Ini menjadi pelajaran berharga bagi wilayah bencana lainnya untuk bisa mengamati dan belajar banyak. Di Museum yang terletak di Jl. Kaliurang ini kita bisa melihat demo meletusnya gunung berapi dan sejarah erupsi.


  • Bukit Bintang
Mau melihat indahnya Jogja dari atas? berkilaunya lampu-lampu dikota dan jalan-jalan yang bercahaya penuh kendaraan melintas? Jangan lupa ke Bukit Bintang ya temans
  • Puncak Becici
Ini pucak mirip Pantan terong di Takengon. Dari atas kita berfoto indah luar biasa. Puncak becici hanya tinggal lurus ke atas dari Bukit Bintang.
  • LPTP
Oh ya, buat temans yang konsen di peternakan dan pengolahan hasil peternakan sapi dan teknologi tepat gunanya bisa main ke LPTP atau Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan. Disana kita juga bisa beli oleh-oleh susu segar dan yogurt yang enak sekali, hanya saja cuma bertahan 24 jam di suhu ruangan.

[peternakan sapi perah di LPTP]

  • Nongkrong di angkringan dan Lesehan

  • Ini nih yang bikin istimewa, makan di angkringan nikmati kopi joss dan lesehan.
That's it, kalau ke Jogja jangan lupa main-main ke tempat yang nana sebutkan diatas ya. Soal kendaraan mah gampang, ada kendaraan online kok. Grab dan Go-Jek ada dimana-mana.
Sekarang saya lagi menunggu panggilan pesawat untuk pulang ke tanoh rencong. Eh, Met Liburan semua..

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umar dan Sembilan Butir Peluru yang Selalu Dibawanya

Tahun 2019, saya menggantikan Faisal Hadi sebagai interpreter untuk seorang periset bernama Amoz J. Hor. Bersama Hendra Saputra, kami berkunjung ke beberapa tempat sepanjang pantai timur Aceh. Perjalanan tersebut berlangsung selama hampir dua minggu. Dari banyak narasumber yang kami temui, salah satunya Umar. Ia adalah mantan ajudan Teungku Ishak Daud—Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peureulak. Di awal, Umar terkesan defensif, tampak tak suka dengan kedatangan kami, terutama ketika hendak diwawancara. Wajahnya datar tanpa emosi, sulit meraba apa yang ia pikirkan saat itu. Usaha saya untuk beramah-tamah terasa sia-sia belaka karena Umar terlihat amat ketus. Hati kecil saya bergumam, kalau tidak berkenan diwawancara kenapa menerima sejak awal? Orang ini terkesan plintat-plintut. Saya mengalami jalan buntu dalam mencari jalan keluar untuk memecah kebekuan di meja. Amoz tampaknya bisa merasakan itu. "Nana tidak usah terlalu berusaha. Tidak apa-apa, kita minum kopi saja,&quo

Suzuya Mall Banda Aceh Terbakar

Suzuya Mall Banda Aceh, letaknya di Seutui. Kampung tempat saat ini saya tinggali, waktu tempuh sekira 20 menit saja kalau jalan santai atau 4 menit dengan sepeda motor. Tempat perbelanjaan (hampir) serba ada ini gak terlalu spesial, cuma sering ada diskon dan beberapa barang/merek yang gak dijual bebas seperti Ace, The Body Shop, Miniso aja yang buat saya kesana. Tentu, sebagian besar bukan belanja beneran barang-barang tersebut melainkan window shopping , cari inspirasi atau nambah semangat nabung . Biasanya, setiap dua minggu saya selalu belanja bahan rumah tangga. Sebagian barang yang tahan lama saya beli di pasar modern seperti swalayan, banyak diskon yang ditawarkan. Sementara bahan tak awet seperti sayuran dan ikan saya beli di pasar tradisional, karena biasanya lebih murah dan seringkali langsung dari tangan pertama (petani). Itu kebiasaan yang sudah saya bangun sejak 2 tahun yang lalu untuk menjaga efisiensi dan tetap ekonomis. Rino suka menemani saya belanja, yang sebenarnya

Membersamai Langkah Kaki

Bo, adang-kadang saya merasa kalau kita sudah lama sekali bersama dalam hubungan ini. Hahaha. Padahal setelah saya hitung, baru setahun setengah, PAS! Hey, happy 1,5 tahun and still count yah. Saya gak akan malu-malu nunjukin perasaan saya, orang-orang bilang nanti kalau putus bisa malu. Kalau ga jadi nikah bisa malu. So, what? Kenapa memangnya? Dunia ini terlalu kecil untuk menggosipkan kita, right? Tapi, entah Bo juga menyadarinya bahwa tiap kali kita berjauhan entah karena urusan kerja atau sesuatu. Selalu ada barang milik pasangan yang dibawa serta. Cara bagi kita untuk terus membersamai. Seingat saya, kamu yang memulainya saat saya bertugas ke Bener Meriah. Eh, atau saya yang memulainya saat ke Bener Meriah. Kita uji saja sayang, siapa yang lebih dulu melakukannya. Dan pemenangnya, harus diberi hadiah, hahaha.  (fotonya justeru saat sedang di Lampuuk) Saat itu, saya bertugas kemana gitu lupa (Bener Meriah deh kayaknya) dan meninggalkan jaket orange-hijau lumut saya untuk kamu paka