Mencintai Munir
Aku berangkat, cintamu mengiringi perjalananku peluk cium untukmu dan dua belahan jiwa kita. I love yo u -- 6 September 2004 (Mencintai Munir, h alaman 181 ) Melihat tanggal saaat SMS itu dikirin, kita se m ua tahu keesokannya adalah tanggal pembunuhan Munir. Di l aman lama n selanjutnya air mata saya tumpah, saya bisa merasakan betapa hancurnya perasaan Suci saat menerima kabar kematian Munir. Kesedihan, rasa sakit serta kekuatan juang untuk keadilan semua ditulis Suci Wati dengan ringan tapi tidak menghilangkan daya sebarnya di hati kita. Kecuali referensi, buku setebal 362 halaman itu saya selesaikan selama satu hari. Buku ini sangat ringan dengan gaya penceritaan aku-kamu membuat kita merasa jadi bagian dalam perjalanan sepasang manusia ini – sekaligus seolah menyaksikan semua yang ditulis Suci dalam MENCINTAI MUNIR (tentu semua ini sebagai orang ketiga) . Jika ekspektasimu ini adalah kisah cinta dua manusia maka kamu akan mendapat lebih. Dari sini kita diajak kita