Langsung ke konten utama

Aku dan Laut Bercerita




 

Laut bercerita adalah novel tentang Orde Baru dan aktivisme mahasiswa saat itu. Termasuk kisah seorang laki-laki bernama Biru Laut yang menjadi pemeran utama lalu ditabalkan namanya sebagai judul novel tersebut. Terbit pertama kali pada tahun 2017, meski gramedia saat itu belum ada di Aceh saya cukup terberkati  sebagai salah satu pemilik novel cetakan pertama lengkap dengan tanda tangan Leila Chudori, sang penulisnya. Buku tersebut tidak saya beli, pada tahun itu saya mendapatkannya sebagai hadiah ulang tahun dari Liliek HS, yang selalunya saya panggil Mbak Lilik.

Tak lama setelah buku itu terbit, laku keras lalu dicetak berulang kali. Laut bercerita pun difilmkan. Tahulah siapa pemeran Laut: Reza Rahardian. Kebetulan yang menyenangkan! Karena Reza juga idola saya. Saat mereka syuting, mb lilik 'sengaja" mengirimkan fotonya sedang bersama bg Reza (pas bilang 'bang' seolah kenal dekat yeken). Sekali lagi, foto dilengkapi dengan kalimat provokatif yang buat iri dengki.

Bertahun bersama laut, tahun lalu mbak lilik mengirimkan link untuk nonton bareng. Saya kecolongan! tiket habis. Tahun ini, hari Jumat, minggu lalu tepat pukul dua siang mbak Lilik mengirimkan pesan whatsap



Menit pertama link freeze saya refresh lalu coba buka ulang hasilnya : sold out!

Awalnya  saya mengira link menjadi agak kacau sebab koneksi dan sinyal buruk, pun beberapa hari ini di Banda Aceh memang cuaca kurang bagus.
Dari mbak lilik saya ketahui bahwa dalam 4 menit 1000 tiket ludes. 

Baiklah, mungkin saya tak berjodoh lagi berada dikursi nobar-sadis (nonton bareng sambil diskusi). 

Entah bagaimana ceritanya, keajaiban terjadi👀💥💥💥💥💥💥ceileeeeh

LHS : "Nanaaa.. udah ada undangan nobar di email?"
AZH : "Gak ada"
LHS : "Ealah.. Ntar ya"

Dalam sebentar itu, saya buru-buru cek email, spam dan refresh lalu cek inbox email lagi dan. tararararadadadada


Undangan masuk ke Email dari KPG
Saya senang, senang senang sekali. Hati saya melompat-lompat bahagia rasanya gak terbayangkan dan sekali lagi... Terima Kasih mbak,
Akhirnya, saya akan duduk dikursi penonton untuk bertemu Laut lalu mendengar Leila Chudori serta Mbak Lilik bercerita. Tak sabar rasanya, sampai jumpa sabtu lusa.

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umar dan Sembilan Butir Peluru yang Selalu Dibawanya

Tahun 2019, saya menggantikan Faisal Hadi sebagai interpreter untuk seorang periset bernama Amoz J. Hor. Bersama Hendra Saputra, kami berkunjung ke beberapa tempat sepanjang pantai timur Aceh. Perjalanan tersebut berlangsung selama hampir dua minggu. Dari banyak narasumber yang kami temui, salah satunya Umar. Ia adalah mantan ajudan Teungku Ishak Daud—Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peureulak. Di awal, Umar terkesan defensif, tampak tak suka dengan kedatangan kami, terutama ketika hendak diwawancara. Wajahnya datar tanpa emosi, sulit meraba apa yang ia pikirkan saat itu. Usaha saya untuk beramah-tamah terasa sia-sia belaka karena Umar terlihat amat ketus. Hati kecil saya bergumam, kalau tidak berkenan diwawancara kenapa menerima sejak awal? Orang ini terkesan plintat-plintut. Saya mengalami jalan buntu dalam mencari jalan keluar untuk memecah kebekuan di meja. Amoz tampaknya bisa merasakan itu. "Nana tidak usah terlalu berusaha. Tidak apa-apa, kita minum kopi saja,&quo

Suzuya Mall Banda Aceh Terbakar

Suzuya Mall Banda Aceh, letaknya di Seutui. Kampung tempat saat ini saya tinggali, waktu tempuh sekira 20 menit saja kalau jalan santai atau 4 menit dengan sepeda motor. Tempat perbelanjaan (hampir) serba ada ini gak terlalu spesial, cuma sering ada diskon dan beberapa barang/merek yang gak dijual bebas seperti Ace, The Body Shop, Miniso aja yang buat saya kesana. Tentu, sebagian besar bukan belanja beneran barang-barang tersebut melainkan window shopping , cari inspirasi atau nambah semangat nabung . Biasanya, setiap dua minggu saya selalu belanja bahan rumah tangga. Sebagian barang yang tahan lama saya beli di pasar modern seperti swalayan, banyak diskon yang ditawarkan. Sementara bahan tak awet seperti sayuran dan ikan saya beli di pasar tradisional, karena biasanya lebih murah dan seringkali langsung dari tangan pertama (petani). Itu kebiasaan yang sudah saya bangun sejak 2 tahun yang lalu untuk menjaga efisiensi dan tetap ekonomis. Rino suka menemani saya belanja, yang sebenarnya

Tips Bagi Jomblo Menghadapi Weekend

Hai gaess ... teman nana yang statusnya masih jomblo baik jomblowan maupun jomblowati. Kalian yang sudah akut menyendiri sampai-sampai lagunya Tulus menjadi hymne of weekend yang saban menjelang malam minggu diputar di Mp3. "suudah terlalu lama sendiri...suudah terlalu asik dengan duniaku sendiri."  ah ... sudahlah ... Parahnya abis salat ashar dan maghrib kamu menambah sebait doa agar malam ini hujan turun dan awet sampai pagi biar orang orang lebih milih bobok daripada jalan-jalan sama pasangan. Sungguh doa yang terpuji. Akibat jomblo menahun yang diderita, kita (kita? kita?) jadi malas nongkrong ke warung makan dan kedai kopi sebab takut mata iritasi melihat orang bermesraan. Lalu dengan serta merta kehilangan nafsu makan. Kalau sudah parah begitu, jangan ditunggu-tunggu. Sebab kalo tetap mengunci diri di kamarmu sambil meratapi nasib. Status gak akan berubah plus akan semakin terpinggirkan. Apalagi kalau teman-teman se genk udah pada punya jadwal ma