It's not a Farewell Party


Semalam saya terbangun sebentar-sebentar. Hampir setiap jamnya, macam-macam perasaan yang hadir saat terbangun. Aneh sekali, karena mustinya saya pulas sebab sejak kemarin kurang tidur. Maklum, saya kedatangan tamu dari Aceh Utara-teman saat bekerja dulu di Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan dulu. Hati saya gelisah, saya redakan dengan kekamar mandi hanya untuk pipis atau mencuci wajah saja. 

Huft, 

Minggu ini saya menerima dua ajakan makan berdua saja, bukan dating biasa. Satu dari kakak keuangan dikantor saya, ia akan pindah kekantor baru yang masih satu kota dan bekerja di isu yang sering beririsan. Padanya saya telah menjawab:

"Hey, tidak ada perpisahan diantara kita." 

Sementara satu lagi dari seseorang yang sudah saya anggap sebagai adik, ia pindah sebab diterima bekerja di Bangkok. Padanya mustahil saya bilang tidak ada perpisahan sebab secara fisik pun raga akan terjarak.

Saya merasa krisis!
Kacau!


 

Adik angkat saya; Sharrah malah men-challenge saya dengan menanyakan kapan saya mau moving forward.

Dunia berputar-bergerak, manusia dan segala kehidupannya berubah-maju. Sementara saya masih takut membuka pintu dan memberikan seribu alasan untuk bertahan. Apakah saya secara tidak sadar terjerat zona nyaman?  Ditinggal oleh orang-orang terdekat ternyata cukup mengguncang jiwa saya. Didalam hati yang sedih itu, bibir saya merapal doa untuk kesuksesan dan kebaikan mereka berdua.
Tetap ya, bagi saya
"It's not a Farewell Party. Wait ya, i am going visit you in Bangkok in one fine day Dek"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tips Bagi Jomblo Menghadapi Weekend

Suzuya Mall Banda Aceh Terbakar

Jogja, Istimewa (Sebuah Catatan Perjalanan)