Langsung ke konten utama

Ana Uhibbuka

Malam ini ada teman yang sangat baik  bercerita, panjang dan sedih. Aku menyayangi teman ini, sebab kebaikan hatinya dan sungguh karena Allah. Dia ini mengingatkan ku pada teman yang lain di kota tempat kutinggal.

Tingginya barangkali 150 cm juga sepertiku sebab seringkali saat bersisian aku merasa sejajar. Dia berkulit bersih dan sebenarnya agak centil. 

Suatu hari di tahun 2017 yang lalu. Sepulang dari desa binaan menuju kota Lhokseumawe. Seperti biasa aku menggocengnya dibelakang motor. Iseng, sudah lama aku penasaran lalu kutanya arti namanya, mengapa Rika Uhibbuka? Adakah kisah yang melatarinya?

Di tertawa sambil menceritakan sebuah kisah dari hadist Nabi. Berikut aku ceritakan kembali.

Ada kisah sahabat yang dicintai akan bersama didalam surga yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari sahabat Anas bin Malik.

Ada seorang sahabat yang sedang berada di sisi Nabi shāllallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, lalu lewatlah seseorang di hadapan mereka. Kemudian sahabat ini mengatakan: 

Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini”. 

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya:
 Apakah engkau telah memberitahukan rasa cintamu kepadanya?
Ia berkata: 
“Belum.” 
Beliau berkata: 
Jika demikian, pergilah dan beritahukan kepadanya

Maka ia langsung menemui orang itu dan mengatakan 
Inni uhibbuka fillah” (sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah), 
lalu orang tersebut menjawab: “Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah menjadikanmu mencintai aku karena-Nya).

Sahabat itu lemudian kembali pada Rasul dan menceritakannya. Rasul mengatakan bahwa orang orang yang saling mencintai akan dipersatukan didalam syurga (wallahu alam bis shawab)

Sebenarnya aku merasa takjub, sebab soal cinta-mencinta antar manusia memang akan selalu menjadi kisah yang ajaib. Tuhan semesta alam akan mempersatukan mereka. Luar biasa!

Rika menjawabnya dalam cerita. 
"Uhibbuka bukan nama asliku na. Aku mau Allah selalu mempersatukan aku dan orang orang tersayang. Yang dicintai" 

Sekali lagi, aku terpesona pada kisah yang mengilhaminya. Aku juga ingin dipersatukan dengan orang baik sepertimu ka. Aku juga mau disatukan oleh Tuhan dengan yang kucinta sejak di dunia. Orang tua,  keluarga dan sahabat. Amiin.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umar dan Sembilan Butir Peluru yang Selalu Dibawanya

Tahun 2019, saya menggantikan Faisal Hadi sebagai interpreter untuk seorang periset bernama Amoz J. Hor. Bersama Hendra Saputra, kami berkunjung ke beberapa tempat sepanjang pantai timur Aceh. Perjalanan tersebut berlangsung selama hampir dua minggu. Dari banyak narasumber yang kami temui, salah satunya Umar. Ia adalah mantan ajudan Teungku Ishak Daud—Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peureulak. Di awal, Umar terkesan defensif, tampak tak suka dengan kedatangan kami, terutama ketika hendak diwawancara. Wajahnya datar tanpa emosi, sulit meraba apa yang ia pikirkan saat itu. Usaha saya untuk beramah-tamah terasa sia-sia belaka karena Umar terlihat amat ketus. Hati kecil saya bergumam, kalau tidak berkenan diwawancara kenapa menerima sejak awal? Orang ini terkesan plintat-plintut. Saya mengalami jalan buntu dalam mencari jalan keluar untuk memecah kebekuan di meja. Amoz tampaknya bisa merasakan itu. "Nana tidak usah terlalu berusaha. Tidak apa-apa, kita minum kopi saja,&quo

Suzuya Mall Banda Aceh Terbakar

Suzuya Mall Banda Aceh, letaknya di Seutui. Kampung tempat saat ini saya tinggali, waktu tempuh sekira 20 menit saja kalau jalan santai atau 4 menit dengan sepeda motor. Tempat perbelanjaan (hampir) serba ada ini gak terlalu spesial, cuma sering ada diskon dan beberapa barang/merek yang gak dijual bebas seperti Ace, The Body Shop, Miniso aja yang buat saya kesana. Tentu, sebagian besar bukan belanja beneran barang-barang tersebut melainkan window shopping , cari inspirasi atau nambah semangat nabung . Biasanya, setiap dua minggu saya selalu belanja bahan rumah tangga. Sebagian barang yang tahan lama saya beli di pasar modern seperti swalayan, banyak diskon yang ditawarkan. Sementara bahan tak awet seperti sayuran dan ikan saya beli di pasar tradisional, karena biasanya lebih murah dan seringkali langsung dari tangan pertama (petani). Itu kebiasaan yang sudah saya bangun sejak 2 tahun yang lalu untuk menjaga efisiensi dan tetap ekonomis. Rino suka menemani saya belanja, yang sebenarnya

Membersamai Langkah Kaki

Bo, adang-kadang saya merasa kalau kita sudah lama sekali bersama dalam hubungan ini. Hahaha. Padahal setelah saya hitung, baru setahun setengah, PAS! Hey, happy 1,5 tahun and still count yah. Saya gak akan malu-malu nunjukin perasaan saya, orang-orang bilang nanti kalau putus bisa malu. Kalau ga jadi nikah bisa malu. So, what? Kenapa memangnya? Dunia ini terlalu kecil untuk menggosipkan kita, right? Tapi, entah Bo juga menyadarinya bahwa tiap kali kita berjauhan entah karena urusan kerja atau sesuatu. Selalu ada barang milik pasangan yang dibawa serta. Cara bagi kita untuk terus membersamai. Seingat saya, kamu yang memulainya saat saya bertugas ke Bener Meriah. Eh, atau saya yang memulainya saat ke Bener Meriah. Kita uji saja sayang, siapa yang lebih dulu melakukannya. Dan pemenangnya, harus diberi hadiah, hahaha.  (fotonya justeru saat sedang di Lampuuk) Saat itu, saya bertugas kemana gitu lupa (Bener Meriah deh kayaknya) dan meninggalkan jaket orange-hijau lumut saya untuk kamu paka