Langsung ke konten utama

Seputar Aceh Culinary Festival

Udah ke Aceh Culinary Festival yang diselenggarakan di Taman Sultanah Ratu Safiatuddin? Alhamdulillah bagi yang sudah. Kalau belum, jangan khawatir. Hari ini (7/7/2019) terakhir festival, buruan datang ya. Whehehe.
Pose dulu sebelum ikut workshop


Trus kalo datang ada apa aja? Ih, namanya aja udah festival kuliner, pasti ada makanan dooong. Hm, pokoknya makan makan makan.

Infosheet kelas di ACF

Dari Sabang sampai Kuala Simpang, beragam makanan yang unik baik yang asli maupun olahan bisa dicoba. Selain anjungan-anjungan rumah adat yang disulap menjadi restoran makanan khas dari tiap daerah kabupaten/kota. Ada banyak tenant makanan-makanan yang dibuka untuk pelaku usaha yang  juga yang dapat dikunjungi lho teman teman. Oh ya, hari ini juga ada pembagian bu prang alias nasi perang alias nasi kucing gratis seribu porsi. So kalo belum sempat makan dan buru buru datang please jangan takut kelaparan.

salah satu tenant makanan

Selain makanan ada penampilan musik dan band dan juga workshop yang bisa diikuti, untuk hari terakhir ini ada workshop memasak, food decoration, story telling and writing, coffee brewing dan food vlogging. Kalo penasaran langsung kepoin instagaraamnya aceh.culinary.festival ya gaess...

Berpose ala chef

Ini acara besar dengan lokasi yang lumayan luas (secara pribadi menurutku masih terjangkau) tapi kalau kelilingnya siang hari secara panasnya sampai 32 derajat bisa gempor kanya. Don't worry, panitia menyediakan labi-labi (angkot) yang bisa kamu naikin gratis didalam area ACF, ntar turun dimana kamu pengen turun. Hm, tapi kalau jalan sekalipun masih sanggup kok sebenarnya. 

Semua udah keren, sebagai pengunjung yang mencintai kota ini dengan segenap hati. Ada beberapa masukan untuk panitia. Misalnya tenda informasi baiknya berada didepan sehingga pengunjung yang hendak bertanya mengenai lokasi diadakannya workshop jadi gak bingung. Sebenarnya ada papan informasi didepan tapi tidak memuat peta lokasi hanya daftar kegiatan saja. Selain itu, jadwal kegiatan yang molor luar biasa. Di Instagram kegiatan dengan mbak Putri dimulai jam 09.00, tetapi  acara sendiri dimulai jam 11-an. Begitu juga kopi brewing yang harusnya pukul 14 menjadi pukul 16.30, masalahnya pemberitahuannya dihari H kegiatan menjelang siang.

 Boh Meuria alias salak Aceh di Anjungan Aceh Barat

Catatn ini semoga menjadi pengingat untuk kegiatan mendatang. Semoga kegiatan serupa kedepan kita semakin baik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umar dan Sembilan Butir Peluru yang Selalu Dibawanya

Tahun 2019, saya menggantikan Faisal Hadi sebagai interpreter untuk seorang periset bernama Amoz J. Hor. Bersama Hendra Saputra, kami berkunjung ke beberapa tempat sepanjang pantai timur Aceh. Perjalanan tersebut berlangsung selama hampir dua minggu. Dari banyak narasumber yang kami temui, salah satunya Umar. Ia adalah mantan ajudan Teungku Ishak Daud—Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peureulak. Di awal, Umar terkesan defensif, tampak tak suka dengan kedatangan kami, terutama ketika hendak diwawancara. Wajahnya datar tanpa emosi, sulit meraba apa yang ia pikirkan saat itu. Usaha saya untuk beramah-tamah terasa sia-sia belaka karena Umar terlihat amat ketus. Hati kecil saya bergumam, kalau tidak berkenan diwawancara kenapa menerima sejak awal? Orang ini terkesan plintat-plintut. Saya mengalami jalan buntu dalam mencari jalan keluar untuk memecah kebekuan di meja. Amoz tampaknya bisa merasakan itu. "Nana tidak usah terlalu berusaha. Tidak apa-apa, kita minum kopi saja,&quo

Suzuya Mall Banda Aceh Terbakar

Suzuya Mall Banda Aceh, letaknya di Seutui. Kampung tempat saat ini saya tinggali, waktu tempuh sekira 20 menit saja kalau jalan santai atau 4 menit dengan sepeda motor. Tempat perbelanjaan (hampir) serba ada ini gak terlalu spesial, cuma sering ada diskon dan beberapa barang/merek yang gak dijual bebas seperti Ace, The Body Shop, Miniso aja yang buat saya kesana. Tentu, sebagian besar bukan belanja beneran barang-barang tersebut melainkan window shopping , cari inspirasi atau nambah semangat nabung . Biasanya, setiap dua minggu saya selalu belanja bahan rumah tangga. Sebagian barang yang tahan lama saya beli di pasar modern seperti swalayan, banyak diskon yang ditawarkan. Sementara bahan tak awet seperti sayuran dan ikan saya beli di pasar tradisional, karena biasanya lebih murah dan seringkali langsung dari tangan pertama (petani). Itu kebiasaan yang sudah saya bangun sejak 2 tahun yang lalu untuk menjaga efisiensi dan tetap ekonomis. Rino suka menemani saya belanja, yang sebenarnya

Membersamai Langkah Kaki

Bo, adang-kadang saya merasa kalau kita sudah lama sekali bersama dalam hubungan ini. Hahaha. Padahal setelah saya hitung, baru setahun setengah, PAS! Hey, happy 1,5 tahun and still count yah. Saya gak akan malu-malu nunjukin perasaan saya, orang-orang bilang nanti kalau putus bisa malu. Kalau ga jadi nikah bisa malu. So, what? Kenapa memangnya? Dunia ini terlalu kecil untuk menggosipkan kita, right? Tapi, entah Bo juga menyadarinya bahwa tiap kali kita berjauhan entah karena urusan kerja atau sesuatu. Selalu ada barang milik pasangan yang dibawa serta. Cara bagi kita untuk terus membersamai. Seingat saya, kamu yang memulainya saat saya bertugas ke Bener Meriah. Eh, atau saya yang memulainya saat ke Bener Meriah. Kita uji saja sayang, siapa yang lebih dulu melakukannya. Dan pemenangnya, harus diberi hadiah, hahaha.  (fotonya justeru saat sedang di Lampuuk) Saat itu, saya bertugas kemana gitu lupa (Bener Meriah deh kayaknya) dan meninggalkan jaket orange-hijau lumut saya untuk kamu paka