Langsung ke konten utama

Sayangi dirimu

Saya perempuan, kamu perempuan? atau istrimu? Ibumu? kakakmu? Semua yang bernama perempuan memiliki potensi mendapat kanker serviks dan kanker peyudara. dua organ ini adalah organ seksual perempuan. Masalahnya kemudian penyakit ini terutama kanker mulut rahim menjadi pembunuh nomer satu. disatu sisi ia menjadi titik kepuasan seksual disisi lain berpeluang mati apalgi  jika terlambat menyadari.
Kenapa risau, bukankah hidup dan mati sudah diatur Allah? Benar, manusia hidup dan mati sebab janji pada Nya telah tiba. Tetapi sebabnya begitu penting menjadi highlight bagi kita baik laki-laki maupun perempuan. Mengapa? Karena nasib kita ada ditangan kita, bukankah ikhtiar itu harus.

Kanker serviks adalah pembunuh nomor satu perempuan. Kok bisa? Disebabkan oleh HPV alias Human Papiloma Virus yang menyerang manusia melemahkan imun. Serangan virus ke rahim (dan yang punya rahim cuma perempuan) dimana letaknya didalam buat gejalanya gak terlihat, rasa sakitnya yang tidak terasa atau karena perempuan dengan segala aktivitasnya yang seringkali ganda sering menunda-nunda sehingga pergi ke klinik atau rumah sakit untuk memeriksa.
Memilih ke pengobatan saat rasa sakit gak mampu diatasi atau mengalami pendarahan saat berhubungan atau hal-hal lain yang menyebabkan ketidaknyamanan (baca http://www.kankerservik.com/). Saat itu bisa jadi sakitnya sudah stadium tinggi.
Lalu bagaimana dengan laki-laki? Menurut beberapa sumber yang saya baca, virus ini tidak berdampak besar bagi para laki-laki, paling efeknya hanya seperti kutil di organ intim. Namun ingat teman-teman, walaupun begitu tetap saja berbahaya dan ini menular melalui aktivitas seksual lho. Belajar dari berbagai kasus, perempuan selalu menjadi korban bahkan terhadap aktivitas seksual sembarangan yang dilakukan oleh laki-laki. Mereka melakukan hubungan seks sembarang lalu pulang ke kita dan menularkan. Lalu bila terjadi sesuatu maka perempuanlah yang akan dicerca. Disebut binal, murahan dan bisa pake, tuduhan ini juga terjadi pada perempuan baik-baik. Menjadi korban atas apa yang bahkan tidak pernah dilakukannya. Mau bagaimana lagi? Patriarki membuat segala hal termasuk kesalahan dibebankan kepada perempuan. 
Mustinya kesadaran menjaga kemaluan harus ada dari kedua belah pihak baik laki-laki perempuan. Ah, saya menjadi tahu sekarang mengapa Islam begitu saklek mengenai pentingnya menjaga hubungan (intim) antara laki-laki dan perempuan. 
Balik lagi ke cerita diatas. Kan mati itu udah takdir Tuhan. Siapapun kita dan dimanapun kita pasti mati kan?
Iya, itu benar Kullu nafshin dzaa ikatul maut (tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasai kematian). Tapi ikhtiar wajib bagi kita manusia karena Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang merubahnya. Maka menjaga kesehatan dan menjaga diri sendiri harus dilakukan. So, buat teman-teman pelaku seksual aktif alias sudah kawin bolehlah melakukan tes IVA atau Papsmear di Lab atau klinik. Jangan khawatir, pemeriksaan ini GRATIS kok cukup pakai BPJS saja.
Yang belum pernah melakukan hubungan berarti gak apa-apa dong? kita semua berpotensi saiy, jadi mulai jaga diri dengan hidup sehat dengan gak merokok dan jangan kalo bisa jangan pake bahan kimia untuk mencuci vagina dengan alasan apapun (keputihan lah, bau lah, biar keset lah), kalau memang perlu pakai aja yang alami seperti air rebusan daun sirih.
Jangan tunggu sampai sakit. Sayangi dirimu dengan mulai perbaiki gaya hidup kita karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Saleum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Umar dan Sembilan Butir Peluru yang Selalu Dibawanya

Tahun 2019, saya menggantikan Faisal Hadi sebagai interpreter untuk seorang periset bernama Amoz J. Hor. Bersama Hendra Saputra, kami berkunjung ke beberapa tempat sepanjang pantai timur Aceh. Perjalanan tersebut berlangsung selama hampir dua minggu. Dari banyak narasumber yang kami temui, salah satunya Umar. Ia adalah mantan ajudan Teungku Ishak Daud—Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peureulak. Di awal, Umar terkesan defensif, tampak tak suka dengan kedatangan kami, terutama ketika hendak diwawancara. Wajahnya datar tanpa emosi, sulit meraba apa yang ia pikirkan saat itu. Usaha saya untuk beramah-tamah terasa sia-sia belaka karena Umar terlihat amat ketus. Hati kecil saya bergumam, kalau tidak berkenan diwawancara kenapa menerima sejak awal? Orang ini terkesan plintat-plintut. Saya mengalami jalan buntu dalam mencari jalan keluar untuk memecah kebekuan di meja. Amoz tampaknya bisa merasakan itu. "Nana tidak usah terlalu berusaha. Tidak apa-apa, kita minum kopi saja,&quo

Suzuya Mall Banda Aceh Terbakar

Suzuya Mall Banda Aceh, letaknya di Seutui. Kampung tempat saat ini saya tinggali, waktu tempuh sekira 20 menit saja kalau jalan santai atau 4 menit dengan sepeda motor. Tempat perbelanjaan (hampir) serba ada ini gak terlalu spesial, cuma sering ada diskon dan beberapa barang/merek yang gak dijual bebas seperti Ace, The Body Shop, Miniso aja yang buat saya kesana. Tentu, sebagian besar bukan belanja beneran barang-barang tersebut melainkan window shopping , cari inspirasi atau nambah semangat nabung . Biasanya, setiap dua minggu saya selalu belanja bahan rumah tangga. Sebagian barang yang tahan lama saya beli di pasar modern seperti swalayan, banyak diskon yang ditawarkan. Sementara bahan tak awet seperti sayuran dan ikan saya beli di pasar tradisional, karena biasanya lebih murah dan seringkali langsung dari tangan pertama (petani). Itu kebiasaan yang sudah saya bangun sejak 2 tahun yang lalu untuk menjaga efisiensi dan tetap ekonomis. Rino suka menemani saya belanja, yang sebenarnya

Membersamai Langkah Kaki

Bo, adang-kadang saya merasa kalau kita sudah lama sekali bersama dalam hubungan ini. Hahaha. Padahal setelah saya hitung, baru setahun setengah, PAS! Hey, happy 1,5 tahun and still count yah. Saya gak akan malu-malu nunjukin perasaan saya, orang-orang bilang nanti kalau putus bisa malu. Kalau ga jadi nikah bisa malu. So, what? Kenapa memangnya? Dunia ini terlalu kecil untuk menggosipkan kita, right? Tapi, entah Bo juga menyadarinya bahwa tiap kali kita berjauhan entah karena urusan kerja atau sesuatu. Selalu ada barang milik pasangan yang dibawa serta. Cara bagi kita untuk terus membersamai. Seingat saya, kamu yang memulainya saat saya bertugas ke Bener Meriah. Eh, atau saya yang memulainya saat ke Bener Meriah. Kita uji saja sayang, siapa yang lebih dulu melakukannya. Dan pemenangnya, harus diberi hadiah, hahaha.  (fotonya justeru saat sedang di Lampuuk) Saat itu, saya bertugas kemana gitu lupa (Bener Meriah deh kayaknya) dan meninggalkan jaket orange-hijau lumut saya untuk kamu paka